Pengabdian Masyarakat FTMM Pemanfaatan Sumber Energi Alternatif di Pulau Gili Iyang
Pengabdian Masyarakat FTMM Pemanfaatan Sumber Energi Alternatif di Pulau Gili Iyang

Pengabdian Masyarakat FTMM: Exploring Renewable Energy in Madura: A Case Study of Gili Iyang Island

Dalam menghadapi perkembangan zaman dan kondisi bumi saat ini, dunia dihadapkan pada serangkaian masalah serius seperti pemanasan global, perubahan iklim, kerusakan hutan dan ekosistem, serta penurunan kualitas air dan tanah. Tantangan-tantangan ini merupakan potensi bahaya bagi semua makhluk yang mendiami bumi dan juga bagi generasi yang akan datang. Kondisi ini mendorong manusia untuk terus mencari cara agar dapat menggunakan sumber energi tanpa terus merusak lingkungan.

Indonesia, menyadari hal ini, telah memulai upaya untuk mencari sumber energi alternatif, mengingat tidak mungkin terus bergantung pada energi habis pakai. Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi fokus di Indonesia, terutama di daerah-daerah dekat garis khatulistiwa seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2021).

baca juga : Energi Alternatif – Tenaga Surya kenapa tidak?

Wilayah Jawa sendiri memiliki beberapa daerah dengan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup tinggi. Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) sebelumnya telah melaksanakan proyek pengabdian masyarakat di Pulau Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Madura pada bulan April tahun lalu dan pada bulan Maret tahun ini. Proyek tersebut mencakup pengukuran potensi energi angin dan matahari.

Menurut Prisma Megantoro, S.T., M.Eng., dosen Teknik Elektro, hasil pengukuran pada tahun 2022 dan 2023 menunjukkan bahwa potensi energi angin di wilayah Sumenep, khususnya Madura, secara umum memiliki potensi yang sedang. Kecepatan angin mencapai 6-8 m/s pada bulan-bulan tersebut, memungkinkan pembangunan Wind Farm atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan turbin angin di bawah 1 Kilowatt. Untuk energi matahari, hasil analisis menunjukkan potensi yang besar, maksimal sekitar 1.300 W/m2.

baca Juga : Materi yang perlu disampaikan dalam mata kuliah IoT

Kondisi serupa juga berlaku di wilayah Madura lainnya, seperti di Bukit Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Prisma menyatakan bahwa, selain potensi energi angin dan matahari, daerah Bukit Jaddih dan Madura juga memiliki potensi energi mikrohidro dan pikohidro yang cukup besar karena kondisi geografisnya yang berupa perbukitan dan pegunungan.

Dengan garis pantai yang panjang dan dataran rendah yang luas, Madura juga memiliki potensi tinggi untuk energi angin dan surya. Prisma berpendapat bahwa FTMM dapat melakukan eksplorasi lebih lanjut, seperti studi kelayakan atau feasibility study, di wilayah Bukit Jaddih untuk mengidentifikasi potensi-potensi energi yang dapat dimanfaatkan di sana.

Sumber (Mei 2023) : https://ftmm.unair.ac.id/melihat-potensi-energi-terbarukan-di-bukit-jaddih-bangkalan/

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *