Apa benar ada bisnis dibalik stealer malware? Stealer malware adalah alat yang berharga bagi pelaku kejahatan siber, karena dapat digunakan untuk mencuri data sensitif dari korban. Data ini kemudian dapat dijual atau digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas kriminal, seperti penipuan identitas, pencurian identitas, atau fraud keuangan. Ada beberapa cara pelaku kejahatan siber dapat menghasilkan uang dari stealer malware, antara lain:
- Menjual data yang dicuri: Pelaku kejahatan siber dapat menjual data yang dicuri kepada pihak lain, seperti penjahat siber lain, perusahaan penipuan, atau perusahaan data. Data ini kemudian dapat digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas kriminal, seperti penipuan identitas, pencurian identitas, atau fraud keuangan.
- Menggunakan data untuk melakukan aktivitas kriminal: Pelaku kejahatan siber dapat menggunakan data yang dicuri untuk melakukan aktivitas kriminal secara langsung, seperti mengakses akun online korban dan melakukan transaksi keuangan tanpa sepengetahuan korban.
- Memaksa korban untuk membayar tebusan: Pelaku kejahatan siber dapat mengancam korban untuk membayar tebusan jika tidak ingin data mereka dipublikasikan atau digunakan untuk melakukan aktivitas kriminal.
Baca Juga : Apa itu Stealer Malware, Jenis, Kemampuan dan Contohnya?
Bisnis Ilegal stealer malware sangat menguntungkan bagi pelaku kejahatan siber. Menurut laporan dari perusahaan keamanan siber Sophos, bisnis stealer malware bernilai miliaran dolar setiap tahunnya. Ada bisnis yang mendasari atau mendukung ekosistem malware, termasuk stealer malware. Dunia siber telah menjadi arena bagi berbagai tipe pelaku, termasuk individu atau kelompok yang terlibat dalam kegiatan kejahatan siber dengan tujuan ekonomi. Beberapa aspek bisnis yang terkait dengan stealer malware melibatkan:
- Penjualan Malware: Pembuat malware dapat menjual perangkat lunak berbahaya, termasuk stealer malware, kepada pihak yang berminat. Ini dapat terjadi di pasar gelap atau forum daring yang melayani komunitas kejahatan siber.
- Layanan Penyewaan Malware: Beberapa penyedia layanan mungkin menawarkan “sewa” atau lisensi penggunaan malware kepada pihak lain, yang kemudian dapat menggunakannya sesuai kebutuhan mereka.
- Pembelian dan Penjualan Data Curian: Data yang dicuri oleh stealer malware, seperti informasi login, kartu kredit, atau data pribadi, dapat dijual kepada pihak ketiga. Ada pasar gelap khusus di mana pelaku dapat memperjualbelikan data yang diperoleh dari serangan malware.
- Jaringan Kejahatan Siber: Ada kelompok kejahatan siber yang memiliki struktur organisasi yang rumit dan terorganisir. Mereka dapat berspesialisasi dalam berbagai jenis serangan, termasuk pengembangan dan penyebaran stealer malware.
- Ransomware-as-a-Service (RaaS): Meskipun tidak secara langsung terkait dengan stealer malware, model bisnis RaaS menciptakan bisnis ekosistem di mana pelaku kejahatan siber dapat menyewakan ransomware atau alat-alat lainnya untuk orang lain yang mungkin tidak memiliki keterampilan teknis.
Baca Juga : Bahaya : Lebih dari 17.000 situs WordPress disusupi oleh malware
Kegiatan ini seperti ini adalah ilegal dan melanggar hukum. Pihak berwenang dan industri keamanan siber berupaya untuk mengidentifikasi dan menangkal pelaku kejahatan siber serta melindungi pengguna dari serangan malware. Langkah-langkah keamanan seperti menggunakan perangkat lunak antivirus, menjaga perangkat lunak selalu diperbarui, dan meningkatkan kesadaran keamanan secara umum dapat membantu melindungi diri dari ancaman tersebut.