Ketua Tim Literasi Digital Bidang Pendidikan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Tri Santoso (kedua dari kanan) saat Seminar Literasi Digital Bidang Pendidikan Vokasi di Provinsi Bengkulu (5/10/2022), dikutip dari aptika.kominfo.go.id. Netiquette atau etiket internet merupakan pedoman penting dalam berinteraksi di ruang digital. Hal ini sejalan dengan salah satu pilar literasi digital, yaitu etika digital atau digital ethics.
Netiquette (Netiket) adalah seperangkat etika dalam menggunakan Internet. Di sebagian besar kelompok komunitas internet, dibutuhkan aturan yang akan dijadikan acuan pengguna, aturan tersebut menyangkut batasan dan cara terbaik dalam menggunakan fasilitas internet.
“Jadi kita harus selalu sadar bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan lain, tidak hanya dengan deretan huruf di layar monitor, tapi dengan manusia nyata,” kata guru SMKN 4 Bengkulu, Yulina Wetsy di Seminar Literasi Digital Bidang Pendidikan bersama Pandu Digital. untuk tingkat SMK di Provinsi Bengkulu, Rabu (10/5/2022).
Yulina menambahkan, di dunia digital, manusia berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan budaya. Dengan kemudahan akses internet, semua orang dapat terhubung dan berpartisipasi, terlepas dari batasan budaya atau geografis. Jadi netiket perlu diterapkan oleh semua pengguna internet.
Sementara itu, Kepala SMKN 4 Bengkulu, Paidi yang juga membuka acara, memberikan apresiasi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah menggelar Seminar Literasi Digital bagi siswa. “Optimalisasi penggunaan internet bagi pelajar masih perlu ditingkatkan. Salah satunya melalui literasi digital,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Literasi Digital Bidang Pendidikan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Tri Santoso menyampaikan pentingnya etika digital dalam berkomunikasi di media sosial.
“Terakhir, etika digital juga perlu dipahami sebagai etika berkomunikasi di media sosial, tentang UU ITE dan tentang apa yang boleh dan dilarang di dunia maya. Ini perlu menjadi perhatian kalian semua,” jelasnya.
Manfaatkan Kemudahan Informasi untuk Mengoptimalkan Pembelajaran
Seminar juga menghadirkan beberapa pembicara, salah satunya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Eri Yulian Hidayat. Pada kesempatan ini, Eri menyampaikan tentang literasi digital di lingkungan pendidikan.
“Manfaatkan informasi dengan baik, apalagi dengan konsep belajar mandiri, artinya siswa bisa belajar dimana saja dan kapan saja. Saat ini (era digitalisasi) konten pembelajaran sangat mudah didapat,” ujarnya.
Eri juga menambahkan bahwa arus informasi yang cepat ini dapat berdampak positif dan negatif. Siswa perlu menganalisis berbagai informasi yang diterima. Dalam kegiatan ini, sebanyak 500 siswa SMK di Provinsi Bengkulu mendapatkan pembekalan terkait literasi digital. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Center of Excellence (CoE) SMKN 4 Kota Bengkulu.
Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian program Indonesia Makin Cakap Digital yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika, dengan target 50 juta masyarakat Indonesia melek digital pada tahun 2024.